Selasa, 29 April 2014

Perusahaan Yang Berpengaruh Terhadap Perekonomian Indonesia ( PT. Garuda Indonesia Tbk )



Pada bulan Februari 2011, Garuda Indonesia telah menjadi Perusahaan Publik dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kontribusi PT.Garuda Indonesia terhadap Perekonomian Indonesia

Industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik telah berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut IATA, kawasan Asia Pasifik telah menjadi pasar industri penerbangan terbesar di tahun 2009, dengan sekitar 647 juta penumpang, atau sebesar 27% dari seluruh pemakai jasa transportasi penerbangan dunia yang berkunjung ke, dari, atau di dalam kawasan Asia Pasifik. Sementara Tingkat pertumbuhan di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan terus meningkat dalam 20 tahun mendatang dengan pertumbuhan rata-rata majemuk (CAGR) per tahun sebesar 7,1% dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2029 ( menurut prospektus Garuda Indonesia 2011). PT. Garuda merupakan salah satu penyedia jasa penerbangan yang sangat berpengaruh di Indonesia. Dan membuat PDB Indonesia mengalami pertumbuhan, hal ini disebabkan karena ekonomi yang menguat telah memberikan kontribusi terhadap pengembangan Indonesia menjadi negara menengah dan sejalan dengan kodisi industri penerbangan di kawasan Asia Pasifik tersebut mengindikasikan potensi peningkatan permintaan untuk pelayanan lalu lintas udara di Indonesia.

Menurut Direktorat transportasi udara Indonesia, rata-rata pertumbuhan majemuk penumpang yang menggunakan jalur udara di Indonesia dari tahun 2000-2008, untuk domestik sebesar 22,0% dan internasional sebesar 5,6%. Indonesia diuntungkan dengan adanya kenaikan kedatangan pengunjung dan wisatawan internasional, terutama mereka yang berasal dari negara-negara Asia Pasifik dan Eropa yang memasuki negara Indonesia. Sumbangan lapangan usaha angkutan udara bagi PDB Indonesia tahun 2009 sebesar 0.4% dengan pertumbuhan dari tahun 2008 sebesar 23.4%. Inilah sebabnya, walaupun Indonesia memiliki pertumbuhan PDB tertinggi di regional Asia Pasifik, industri perhubungan udara Indonesia relatif belum ditembus, yang ditandai dengan masih rendahnya korelasi RPK per kapita dengan PDB per kapita jika dibandingkan dengan negara-negara lain di regional Asia Pasifik untuk tahun 2009.

Selain itu, pada pasar penerbangan domestik di Indonesia, PT. Garuda Indonesia adalah satu-satunya maskapai penerbangan dengan layanan FSC atau full service carrier yang memiliki lisensi untuk beroperasi di Indonesia, sehingga menempatkan PT. Garuda Indonesia menjadi bagian dari perusahaan-perusahaan yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kinerja Garuda Kuartal I 2014 Turun 90%

Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk pada kuartal I 2014 diperkirakan masih akan tertekan akibat depresiasi rupiah terhadap dolar AS dikarenakan kurs dolar yang dianggap masih tinggi karena pelemahan rupiah berdampak signifikan terhadap performa keuangan karena perseroan menggunakan neraca keuangan dalam dolar AS. Tetapi perlu diketahui pada kuartal I 2013 perusahaan penerbangna “platmerah” ini mencatat rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sekitar 31,783 juta dolar AS. Angka ini lebih tinggi dibandingkan capaian periode yang sama tahun 2012 sekitar 10,713 juta dolar AS. Tetapi, memang biasanya kinerja pada kuartal I mengalami penurunan, namun pada kuartal berikutnya hingga kuartal IV selalu recovery.


  
Penghargaan


Sejalan dengan keberhasilannya dalam melaksanakan program transformasi perusahaan, "Quantum Leap 2011 – 2015", kinerja Garuda Indonesia semakin diakui di tingkat internasional. Setelah berhasil meraih "The World's Best Regional Airline" pada tahun 2012 lalu, maka pada hari ini Kamis (18/6), Garuda Indonesia kembali berhasil meraih predikat "World's Best Economy Class 2013" dari Skytrax - lembaga pemeringkat penerbangan independen yang berkedudukan di London. Garuda Indonesia berhasil mengalahkan kandidat lainnya yaitu Singapore Airlines dan Asiana Airlines.

Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Garuda Indonesia juga berhasil meraih award "Best Economy Class Airline Seat 2013" dari Skytrax.

Pencapaian ini merupakan milestone yang membanggakan pada tahun ini mengingat tahun lalu gelar ini diraih oleh Singapore Airlines. Garuda Indonesia pada tahun lalu berada diperingkat empat dari "The Top Five Economy Class Airline", setelah Singapore Airlines, Qatar dan Asiana Airlines. Achievement ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan Garuda Indonesia dalam berbagai program peningkatan layanan yang dilaksanakannya.

Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar mengatakan bahwa terpilihnya Garuda sebagai "World's Best Economy Class 2013" tahun ini merupakan hasil kerja keras dan komitmen seluruh karyawan Garuda Indonesia dalam memberikan layanan terbaik kepada para pengguna jasa dan untuk mewujudkan visi Garuda menjadi "Global Player".

Penyerahan award sebagai "The World's Best Economy Class" tersebut dilakukan bersamaan dalam acara pameran dirgantara terbesar dunia – Paris Air Show 2013, oleh CEO Skytrax Edward Plaisted dan Richard Quest (CNN) kepada Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar pada acara yang dilaksanakan di Hall de la Cocarde, Air & Space Museum, Paris Air Show.

  •   THE 1ST CHAMPION OF INDONESIA ORIGINAL BRAND 2013
"Product Category: Airline Service" by SWA
  •  BUMN INNOVATION EXPO & AWARD 2013
"Pemenang II Stan Terbaik" by Debindo, Kementerian BUMN RI
  • SKYTRAX AWARDS 2013
"THE WORLD'S BEST ECONOMY CLASS"
"BEST ECONOMY CLASS AIRLINE SEAT" by Skytrax




REFERENSI


Kamis, 24 April 2014

TOKOH EKONOMI

Paul A. Samuelson


Lahir: 1915
Lahir di: Gary, Indiana, Amerika Serikat
Gelar doctor dari Universitas Harvard
Umur: 96 tahun
              
               Paul Anthony Samuelson merupakan Ekonom Amerika Serikat. Ia merupakan Ekonom yang mendapatkan penghargaan Nobel dalam ekonomi pada tahun 1970 atas kontribusinya dalam bidang ekonomi yang fundamental.
Sameulson dilahirkan dalam keluarga yang mengetahui banyak tentang bidang ekonomi. Kakak, saudara perempuan dan keponakannya merupakan ekonom. Dengan latar belakang banyak keluarga yang melek akan ilmu ekonomi, Samuelson melanjutkan studinya dalam bidang ekonomi di Universitas Chicago pada usia 16 tahun dan dilanjutkan di Universitas Harvard untuk program doktoral.
               Dalam sejarahnya, Samuelson merupakan teoritikus ekonomi yang luar biasa. Ia memberikan sumbangan teori penggabungan antara ilmu matematika dan ekonomi. Ia merupakan profesor dalam bidang ilmu stabilitas dan dinamika sistem ekonomi, penggabungan teori perdagangan internasional dengan keseimbangan ekonomi umum, analisis publik, teori modal, ekonomi kesejahteraan dan pengeluaran publik.
               Karir Samuelson dalam bidang Ekonomi berawal sejak dirinya menjabat sebagai asisten profesor di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada usianya yang relatif muda, 25 tahun. Ia kemudian diangkat sebagai profesor di universitas yang sama empat tahun setelahnya. Ia adalah ekonom pertama yang menerapkan metode matematika untuk termodinamika dalam pelajaran ekonomi. Pada tahun 1947, Samuelson menggabungkan teori termodinamika dengan statistik perbandingan pada ekonomi. Metode ini menerangkan tentang perubahan dalam masalah kesetimbangan ekonomi.
               Semasa karirnya, Samuelson dikenal sebagai bapak ekonomi neo-keynesian dan merupakan tokoh pengembangan neoklasikal ekonomi. Selain menjabat sebagai profesor di MIT, ia merupakan penulis buku best seller yang menerangkan mengenai ekonomi keynesian yang diterbitkan pada tahun 1948, Economics: an Introductory Analysis. Setahun sebelumnya, ia menerbitkan buku yang dicetak secara besar-besaran sebagai buku pertama yang berisi teori penggabungan penggunaan matematika dalam ekonomi, Foundation of Economic Analysis. Buku inilah yang kemudian dianggap sebagai karya yang paling menonjol yang dibuat oleh seorang ekonom di bawah usia 40 tahun. Karena dianggap sebagai ekonom dengan karya yang menonjol, pada tahun yang sama, yakni 1947, ia memenangkan penghargaan John Bates Clark Award.
               Pada tahun 1970, Samuelson mendapatkan Nobel memorial Prize in Economic Sciences sebagai orang Amerika pertama yang mendapatkan penghargaan nobel dalam bidang ekonomi. Ia dianggap telah membantu dalam meningkatkan tingkat analisis dan metodologi umum dalam ilmu ekonomi. Selain itu, ia juga telah menunjukkan bagian dasar masalah yang ada pada ilmu ekonomi lengkap dengan teknik analisisnya.
               Pada tahun 2003, Samuelson merupakan salah satu pemenang nobel yang menandatangani sebuah pernyataan atas penolakan pemotongan pajak oleh Bush. Samuelson meninggal pada tahun 2009 dalam usia 94 tahun, banyak pihak yang merasa kehilangan atas kematiannya tersebut. James M. Poterba, seorang profesor ekonomi dan seorang presiden National Bureau of Economic Research mengungkapkan bahwa Samuelson merupakan seorang peneliti dan seorang guru besar yang meninggalkan warisan berupa ilmu ekonomi kontemporer. Samuelson meninggalkan banyak karya. Banyak papernya yang telah diterbitkan secara internasional. Karyanya banyak digunakan ekonom modern masa kini.

  •  Menurut Paul A. Samuelson, ilmu ekonomi adalah :

“Studi mengenai bagaimana cara manusia dan masyarakat sampai pada pilihan (dengan atau tanpa uang) untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi yang terbatas yang dapat mempunyai kegunaan-kegunaan alternatif untuk menghasilkan berbagai macam barang dan mendistribusikan untuk konsumsi baik sekarang maupun masa yang akan datang diantara berbagai orang dan golongan dalam masyarakat”


PENDIDIKAN
Harvard University, 1941
Chicago University, 1935

KARIR
Massachusetts Institute of Technology, 1940-2009
Konsultan United States Treasury
Trinity University, 1989
Institute Professor, 1962
Presiden American Economic Association, 1961
guggenheim Fellowship, 1948-1949
Radiation Laboratory, 1944-1945
Fletcher School of law and Diplomacy, 1945

PENGHARGAAN
Nobel memorial Prize in Economic Sciences, 1970
Honorary Doctor of Laws degrees Indiana University dan East Anglia University (Eng.), 1966
Honorary Doctor of Laws degrees, Chicago University dan Oberlin College, 1961
John Bates Clark Medal, 1947
David A. wells Prize, 1941

REFERENSI


Selasa, 01 April 2014

Pendapat tentang perekonomian indonesia

Pendapat tentang perekonomian indonesia

Menurut saya, perkembangan perekonomian di Indonesia sejak berdiri hingga saat ini sudah mengalami banyak kemajuan. Pada masa orde lama indonesia mampu membuat rupiah sebagai mata uang negara indonesia, dan saat ini indonesia dalam upaya membuat perdagangan bebas. Dan pemerintah memberi bantuan subsidi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan.
Namun, dari dahulu hingga saat ini permasalahan indonesia tidak kunjung berhenti. Seperti upaya pemberantasan korupsi yang masih saja lamban. Seharusnya pemerintah berperan aktif dalam memberantas korupsi yang membuat indonesia semakin terpuruk, lalu pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku tindakan korupsi dengan memberi hukuman berat dan pemiskinan terhadap si pelaku tindak korupsi.
Lalu, pada saat pemerintahan SBY yang berencana memberi BLT (Bantuan Langsung Tunai). Yang sangat jelas terlihat adalah program yang kurang tepat. Bantuan tunai dari pemerintah justru tidak sampai ke tangan rakyat yang membutuhkan secara menyeluruh. Banyak dari rakyat kecil yang tidak menikmati bantuan tunai dari pemerintah. Jadi seharusnya dari pemerintah itu sendiri sadar akan hal kejujuran untuk membangun indonesia menjadi lebih baik kedepannya.

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA PADA ZAMAN ORDE LAMA HINGGA ORDE REFORMASI

A.    MASA PASCA KEMERDEKAAN NDONESIA (1945-1950)
            Kondisi perekonomian Indonesia pada masa ini sangatlah buruk, hal itu disebabkan karena :
  1. Inflasi
            Inflasi ini dikarenakan adanya mata uang lebih dari satu yang beredar di masyarakat yang tidak terkendali. Pada saat itu, pemerintah menyatakan bahwa di Indonesia berlaku 3 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belada, dan mata uang pendudukan Jepang. Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan yang kertas baru, yaitu ORI ( Oeng Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. padahal berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar dapat mempengaruhi kenaikan tingkat harga.
  1. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.
  2. Kas Negara kosong
  3. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan
B.    MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1957)
            Pada masa ini sistem ekonomi menggunakan prinsip-prinsip liberal. Perekonomian diserahkan pada pasar sesuai teori-teori mazhab klasik yang menyatakan laissez faire laissez passer. Padahal pengusaha pribumi masih lemah dan belum bisa bersaing dengan pengusaha nonpribumi, terutama pengusaha Cina. hal itu mengakibatkan memburuknya sistem perekonomian Indonesia karena pengusaha dari pribumi kalah saing dengan pengusaha dari nonpribumi. Padahal pada saat itu Indonesia masih baru merdeka.
      Usaha-usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah ekonomi. Antara lain :
a)      Gunting Syariffudin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950.
b)      Program Benteng (kabinet Natsir), yaitu upaya menumbuhkan wiraswasrawan pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan asing
c)      Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951 lewat UU no.24 tahun 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d)      Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I)  yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan pengusaha pribumi.
e)      Pembatalan sepihak atas hasil-hasil KMB, termasuk pembubaran Uni Indonesia-Belanda.
C.     MASA DEMOKRASI TERPIMPIN (1959-1967)
            Pada masa ini Indonesia menjalan sistem demokrasi terpimpin dan struktur ekonomi Indonesia menjurus pada sistem etatisme dimana yang mengendalikan sistem ekonomi adalah peran pemerintah sepenuhnya secara dominan. Pada sistem ekonomi tersebut pemerintah yang bertanggung jawab sepenuhnya kepada keadaan ekonomi. Pemerintah juga mengambil beberapa keputusan namun keputusan tersebut belum mampu memperbaiki keadaan ekonomi Indonesia. Keputusan-keputusan yang diambil pemerintah, antara lain :
  1. Devaluasi yang diumumkan pada 25 Agustus 1959 menurunkan nilai uang sebagai berikut :Uang kertas pecahan Rp 500 menjadi Rp 50, uang kertas pecahan Rp 1000 menjadi Rp 100, dan semua simpanan di bank yang melebihi 25.000 dibekukan.
  2. Pembentukan Deklarasi Ekonomi (Dekon) untuk mencapai tahap ekonomi sosialis Indonesia dengan cara terpimpin.
  3. Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965 menjadikan uang senilai Rp 1000 menjadi Rp 1.
Keputusan-keputusan yang diambil pemerintah juga belum dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia. Seperti Devaluasi yang dilakukan pada 13 Desember 1965, keputusan yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka inflasi malah berujung pada meningkatnya angka inflasi. Kegagalan-kegagalan dalam tindakan moneter tersebut diperparah karena pemerintah tidak menghemat pengeluaran-pengeluarannya. Pemilihan sistem demokrasi terpimpin ini bisa diartikan bahwa Indonsia berkiblat ke Timur (sosialis) baik dalam poltik, ekonomi, maupun bidang-bidang lainnya.
D.    MASA ORDE BARU
Masa orde baru merupakan sebutan masa pemerintahan presidan Soeharto. Pada awal orde baru, stabilitsi ekonomi dan stabilitasi politik menjadi prioritas utama. Program pemerintah berorientasi pada usaha pengendalian inflasi, penyelamatan keuangan negara dn pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada tahun 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650% per tahun. Pemerintah pada masa orde baru berusaha menurunkan inflasi dan menstabilkan harga.
            Pada masa orde baru ini, pemerintah memilih sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Sistem ekonomi campuran merupakan  paktek dari salah satu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Sistem campuran ini pemerintah dan swasta saling bekerja dan berinteraksi dalam menyelesaikan masalah. Pemerintah turut serta dalam kegiatan transaksi ekonomi. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori keynesian. Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan. Kesempatan kerja, kesemptan berusaha, pertisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan.
            Seiring dengan berkembangnya perekonomian Indonesia terjadi juga praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu, pembangunan di Indonesia hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik dan sosial yang adil. Selain itu, Indonesia juga mengalami krisis yang merupakan akibat dari ekonomi global. Harga-harga naik, nilai rupiah melemah sangat serta timbulnya kekacuan disegala bidang.
·      Kelebihan dan Kekurangan sistem Pemerintahan Orde Baru
* Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000
* Sukses transmigrasi
* Sukses KB
* Sukses memerangi buta huruf Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru
* Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme
* Pembangunan Indonesia yang tidak merata
* Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin)
* Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
* Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang ditahan

E.     ORDE REFORMASI
Pemerintahan presiden B.J. Habibie yang mengawali masa reformasi belum memberikan perubahan yang cukup baik dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkam negara dari keterpurukan sedangkan banyak persoalan yang harus dihadapi dari masa orde baru yaitu masalah KKN, pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Dikarenakan presiden terlibat skandal yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat akhirnya kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarno Putri
Masalah-masalah yang mendesak untuk dipecah adalah pemulihan ekonomi dan penegakkan hukum. Kebijakan-kebijakan yang ditempuh untuk mengatasi persoalan-persoalan ekonomi antara lain :
  1. Meminta penundaan pembayaran utang sebesar US$ 5,8 milyar pada pertemun Paris Club ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar Rp 116.3 triliun.
  2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi adalah menjual perusahaan Negara di dalam periode krisis dengan tujuan melindungi perushaaan Negara dari intervensi kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban Negara. Hasil penjualan itu berhasil menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4.1%. Namun, kebijakan ini memicu banyak kontroversi, karena BUMN yang diprivatisasi dijual ke perusahaan asing.
Pada masa ini juga didirikannya KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Dalam pelaksanaannya KPK belum dalam memberikan bukti yang konkrit dalam pemberantasan korupsi. Padahal korupsi sangat menganggu jalannya pembangunan nasional dan banyak para investor yang ragu untuk berinvestasi di Indonesia karena permasalahan ini.
 Masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono Hingga Saat Ini
            Pada masa kepemimpinan SBY, beliau telah membuat kebijakan yang kontroversi yaitu dengan naiknya harga BBM, hal ini dikarenakan naiknya harga minyak dunia. Kenaikan BBM tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan Negara. Kebiajakan untuk menaikan harga BBM dilakukan untuk menyelamatkan pendapat nasional Indonesia. Kebijakan tersebut diikut sertakan dengan keluarnya kebijakan pemerintah dengan memberikan BLT (Bantuan Langsung Tunai) kepada masyarakat miskin dan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun, BLT tersebut tidak berjalan dengan lancar karena tidak sampai ke tangan yang berhak dan menimbulkan permasalahan social. 
Dikit demi sedikit presiden juga mulai memberantas korupsi, karena korupsi itu merugikan Negara dan juga mengambil hak rakyat. Hal tersebut sangat mendapat respon positif dari masyarakat. Dalam penanganan masalah korupsi ini presiden tidak memancang bulu siapa pun yang berbuat korupsi dan apapun jabatannya yang melakukan tindak korupsi akan diadili sesuai undang-undang yang berlaku.
Perekonomian Indonesia saat ini bisa dibilang menganut sistem liberalis/kapitalis. Hal ini dapat dilihat karena pemerintah membebaskan rakyatnya untuk beraktivitas, termasuk dalam kegiatan ekonomi. Namun, pada akhirnya kaum pemodal lah yang memegang kekuasaan penting dalam kegiatan ekonomi ini, sehingga yang kaya semakin kaya sedangkan yang miskin menjadi lebih miskin. Sistem perekonomian ini dirasakan belum mampu membuat masyarakat sejahtera.
Dengan adanya masalah-masalah dalam perekonomian Indonesia diharapkan pemerintah dapat lebih peka untuk mengatasi masalah ini agar masyarakat semuanya dapat hidup sejahtera. Selain itu, masalah KKN yang semakin maraknya terjadi yang dapat menghancurkan negara ini bisa dapat diatasi dengan baik. Seperti halnya mereka yang memakai uang negara, seharusnya uang tersebut bisa saja digunakan untuk memberikan bantuan kepada rakyat yang  tidak mampu, karena dengan seperti itu pemerataan kesejahteraan rakyat bisa saja terjadi.
B.    Paradigma Perekonomian Indonesia
Pembangunan perekonomian Indonesia sesuai dengan Pancasila, berpijar pada nilai moral yang ada di dalam pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus didasari pada moralitas ketuhanan (sila I Pancasila ) dan kemanusiaan (sila II Pancasila). Sistem ekonomi yang mendasar pada moralitas dan humanistis akan menghasilkan sistem ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang berparadigma pada pancasila akan menghasilkan perekonomian yang maju karena menghargai hakikat manusia, baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk Tuhan.

Sistem ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pengembangan ekonomi yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat. Pembangunan ekonomi yang berdasarkan pada pancasila merupakan sistem ekonomi yang berasaskan kekeluargaan. Pembangunan ekonomi diharapkan mampu menghindari dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli dan bentuk-bentuk lainnya yang berakibatkan orang lain menderita. Pengembangan sistem ekonomi tidak dapat lepas dari nilai-nilai moral manusia.



  1. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/sejarah-perekonomian-indonesia-8/
  2. http://hasmitaoktiani.wordpress.com/2012/06/07/sejarah-perekonomian-indonesia/