Hapus
air matamu
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
Hapus air matamu
Aku tak ingin kau menangis lagi sayang
Yakin kan hati
Diriku tak akan memilih meninggalkanmu
Sekian waktu bersama
Tak bisa menepis kenyataan
Kita berbeda jalani keyakinan
Tapi kau yang kuinginkan dari segalanya
Setiap rinduku hanya memanggilmu
Ku yakin kaupun mengerti
Ku tak ingin menanggalkan hati
Yang telah satu untuk dirimu
Sayangku dengarkan aku
Takmungkin ku melepasmu
Kan kupertahankan Kau cinta aku
Dan semua air matamu kan berarti dihidupku
Bawalah cintaku bersamamu
Karena ku tetap miliku selamanya
Dan menikahlah denganku
Bahagialah sampai batas waktu tak terhenti
Ku hanya ingin kau jadi istriku
untukmu satu cinta dihati
Ku
Ingin Tahu Siapa
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
Dia yang memikat hati
Entah bagaimana caranya
Aku bisa tergoda
Ku curi-curi waktuku
Tuk mengusik hatinya
Banyak cara kucoba
Demi untuk mendapatkan hatinya
Mungkin kau tahu
Tuk mendapatkan nya
Tuhan tolonglah aku
Ingin kumenangkan hatinya tuk miliki
Jika mungkin kutahu apa yang bisa menaklukannya
Belah dadaku tuk butikan cintaku
Mungkin enggkau tahu aku cinta dia
Ingin ku menangkan hatinya tuk kumiliki
Cinta
Setubuh Padas
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran, Jatuh Cinta
Cinta setubuh padas!
Bergelang waktu menggoda
sesal anak rahim di kandung celaka.
Mengunci tabir di buih-buih selaksa doa.
Mungkin karunia itu berakhir patah, atau
sekedar mengusap lempeng cumbu
bertahta angin! Dan cinta kian
menitik air mata di seanyam arang,
mantra hati menyusut di susuk semangat.
“Kembalikanlah amarahku; oh, cermin sangga!”
Lembut suara angannya mengelus padas,
agar memeluk kerat penguak duri
percintaan bersanding ajal.
Keadilan Cinta
ketika hati melangkah
ketika hasrat menggema
ketika rasa bergetar
saat itu daya tak kuasa
menemukan kekasih hati
dimanakah posisi cinta
dikala hati menginginkannya
apakah cinta hanya sebuah pelampiasan
dari hasrat diri
dimanakah rasa
dikala posisi cinta bergeser
cinta,
adakah cinta untukku
apakah cinta bisa berbuat adil
entahlah...
dayaku tak kuasa lagi untuk menemukan cinta
Aku
Bicara Perihal Cinta
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran
Apabila Cinta Memberi Isyarat Kepadamu, Ikutilah
Dia,
Walau Jalannya Sukar Dan Curam.
Dan Pabila Sayapnva Memelukmu Menyerahlah Kepadanya.
Walau Pedang Tersembunyi Di Antara Ujung-Ujung
Sayapnya Bisa Melukaimu.
Dan Kalau Dia Bicara Padamu Percayalah Padanya.
Walau Suaranya Bisa Membuyarkan Mimpi-Mimpimu Bagai
Angin Utara Mengobrak-Abrik Taman.
Karena Sebagaimana Cinta Memahkotai Engkau, Demikian
Pula Dia
Kan Menyalibmu.
Sebagaimana Dia Ada Untuk Pertumbuhanmu,
Demikian Pula Dia Ada Untuk Pemangkasanmu.
Sebagaimana Dia Mendaki Kepuncakmu,
Dan Membelai Mesra Ranting-Rantingmu Nan Paling
Lembut Yang Bergetar Dalam Cahaya Matahari.
Demikian Pula Dia Akan Menghunjam Ke Akarmu,
Dan Mengguncang-Guncangnya Di Dalam Cengkeraman
Mereka Kepada Kami.
Laksana Ikatan-Ikatan Dia Menghimpun Engkau Pada
Dirinya Sendiri.
Dia Menebah Engkau Hingga Engkau Telanjang.
Dia Mengetam Engkau Demi Membebaskan Engkau Dari
Kulit Arimu.
Dia Menggosok-Gosokkan Engkau Sampai Putih Bersih.
Dia Merembas Engkau Hingga Kau Menjadi Liar;
Dan Kemudian Dia Mengangkat Engkau Ke Api Sucinya.
Sehingga Engkau Bisa Menjadi Roti Suci Untuk Pesta
Kudus Tuhan.
Semua Ini Akan Ditunaikan Padamu Oleh Sang Cinta,
Supaya Bisa Kaupahami Rahasia Hatimu,
Dan Di Dalam Pemahaman Dia Menjadi Sekeping Hati
Kehidupan.
Namun Pabila Dalam Ketakutanmu,
Kau Hanya Akan Mencari Kedamaian Dan Kenikmatan
Cinta.
Maka Lebih Baiklah Bagimu,
Kalau Kaututupi Ketelanjanganmu,
Dan Menyingkir Dari Lantai-Penebah Cinta.
Memasuki Dunia Tanpa Musim Tempat Kaudapat Tertawa,
Tapi Tak Seluruh Gelak Tawamu,
Dan Menangis,
Tapi Tak Sehabis Semua Airmatamu.
Cinta Tak Memberikan Apa-Apa Kecuali Dirinya
Sendiri,
Dan Tiada Mengambil Apa Pun Kecuali Dari Dirinya
Sendiri.
Cinta Tiada Memiliki,
Pun Tiada Ingin Dimiliki;
Karena Cinta Telah Cukup Bagi Cinta.
Pabila Kau Mencintai Kau Takkan Berkata,
Tuhan Ada Di Dalam Hatiku,
Tapi Sebaliknya, “Aku Berada Di Dalam Hati Tuhan”.
Dan Jangan Mengira Kaudapat Mengarahkan Jalannya
Cinta,
Sebab Cinta,
Pabila Dia Menilaimu Memang Pantas,
Mengarahkan Jalanmu.
Cinta Tak Menginginkan Yang Lain Kecuali Memenuhi
Dirinya.
Namun Pabila Kau Mencintai Dan Terpaksa Memiliki
Berbagai Keinginan,
Biarlah Ini Menjadi Aneka Keinginanmu:
Meluluhkan Diri Dan Mengalir Bagaikan Kali,
Yang Menyanyikan Melodinya Bagai Sang Malam.
Mengenali Penderitaan Dari Kelembutan Yang Begitu
Jauh.
Merasa Dilukai Akibat Pemahamanmu Sendiri Tenung
Cinta;
Dan Meneteskan Darah Dengan Ikhlas Dan Gembira.
Terjaga Di Kala Fajar Dengan Hati Seringan Awan,
Dan Mensyukuri Hari Haru Penuh Cahaya Kasih;
Istirah Di Kala Siang Dan Merenungkan Kegembiraan
Cinta Yang Meluap-Luap;
Kembali Ke Rumah Di Kala Senja Dengan Rasa Syukur;
Dan Lalu Tertidur Dengan Doa Bagi Kekasih Di Dalam
Hatimu,
Dan Sebuah Gita Puji Pada Bibirmu
Lagu
Ombak
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran, Alam, Kehidupan
Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepat
Lalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diam
Dari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di
dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cinta
di telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doa
Seribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.
Wajah-wajah
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran, Sedih
Waktu tak pernah adil..
Kadang ia berikan waktu yang panjang untuk
kesedihan...
Dan ia berikan waktu yang sangat pendek untuk
merecap kebahagiaan.
Namun Nikmat-Nya yang mana lagikah yang harus kudustai?
Panjang pendek waktu... harus kunikmati
Sedih ku syukuri...
Bahagia ku syukuri...
Karena hidup hanya sekali
Ketika ku sedih...
Kuingat mereka yang lebih sedih dariku
Agar aku punya lebih banyak semangat
ketika ku sedih..
kuingat mereka yang sedikitnya mengingatku
Agar ingatan mereka tentangku tak kan pernah pudar
Ketika ku bahagia..
kuingat mereka yang sedang bersedih
agar aku datang dan menghibur mereka
atau menangis bersama
Cinta.. rindu.. benci.. cemburu..
sudah tak ingin kurasakan lagi
Tak mungkin memulai kisah yang tak mungkin terjadi.
Hanya kasih yang ingin kutebarkan
Hanya kasih...
Maka kupejamkan mata dan mengingat wajah-wajah. ..
Wajah-wajah yang pernah mengenalku satu persatu...
Wajah-wajah yang dengan mengingatnya menjadikan ku
bahagia....
Dan salah satu wajah itu adalah KAU...
Penyair
Pengarang: Kahlil Gibran
Kategori: Kahlil Gibran
Dia adalah rantai penghubung
Antara dunia ini dan dunia akan datang
Kolam air manis buat jiwa-jiwa yang kehausan,
Dia adalah sebatang pohon tertanam
Di lembah sungai keindahan
Memikul bebuah ranum
Bagi hati lapar yang mencari.
Dia adalah seekor burung nightingale
Menyejukkan jiwa yang dalam kedukaan
Menaikkan semangat dengan alunan melodi indahnya
Dia adalah sepotong awan putih di langit cerah
Naik dan mengembang memenuhi angkasa.
Kemudian mencurahkan kurnianya di atas padang
kehidupan. Membuka kelopak mereka bagi menerima cahaya.
Dia adalah malaikat diutus Yang Maha Kuasa
mengajarkan Kalam Ilahi.
Seberkas cahaya gemilang tak kunjung padam.
Tak terliput gelap malam
Tak tergoyah oleh angin kencang
Ishtar, dewi cinta, meminyakinya dengan kasih sayang
Dan, nyanyian Apollo menjadi cahayanya.
Dia adalah manusia yang selalu bersendirian,
hidup serba sederhana dan berhati suci
Dia duduk di pangkuan alam mencari inspirasi ilham
Dan berjaga di keheningan malam,
Menantikan turunnya ruh
Dia adalah si tukang jahit yang menjahit benih
hatinya di ladang kasih sayang
dan kemanusiaan menyuburkannya
Inilah penyair yang dipinggirkan oleh manusia
pada zamannya,
Dan hanya dikenali sesudah jasad ditinggalkan
Dunia pun mengucapkan selamat tinggal dan kembali ia
pada Ilahi
Inilah penyair yang tak meminta apa-apa
dari manusia kecuali seulas senyuman
Inilah penyair yang penuh semangat dan memenuhi
cakerawala dengan kata-kata indah
Namun manusia tetap menafikan kewujudan keindahannya
Sampai bila manusia terus terlena?
Sampai bila manusia menyanjung penguasa yang
meraih kehebatan dgn mengambil kesempatan??
Sampai bila manusia mengabaikan mereka? yang boleh
memperlihatkan keindahan pada jiwa-jiwa mereka
Simbol cinta dan kedamaian?
Sampai bila manusia hanya akan menyanjung jasa? org
yang sudah tiada?
dan melupakan si hidup yg dikelilingi penderitaan
yang menghambakan hidup mereka seperti lilin menyala
bagi menunjukkan jalan yang benar bagi orang yang
lupa
Dan oh para penyair,
Kalian adalah kehidupan dalam? kehidupan ini:
Telah engkau tundukkan abad demi abad termasuk
tirainya.
Penyair..
Suatu hari kau akan merajai hati-hati manusia
Dan, kerana itu kerajaanmu adalah abadi.
Penyair..periksalah mahkota berdurimu..kau akan
menemui kelembutan di sebalik jambangan bunga-bunga Laurel…
(Dari ‘Dam’ah Wa Ibtisamah’ -Setitis Air Mata Seulas
Senyuman)
Sumber : http://www.kumpulan-puisi.com/kahlil-gibran-poetry.php
Tidak ada komentar:
Posting Komentar