Stress merupakan istilah umum yang diaplikasikan
sebagai tekanan hidup yang dirasakan semua orang dalam hidupnya. Terjadinya
stress di dalam lingkungan organisasi maupun tempat kerja hampir tidak dapat
dihindari dalam banyak jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. Jika tekanan
didalam organisasi ataupun tempat kerja mulai terjadi, hal ini dapat
menyebabkan hambatan proses berpikir, lebih emosional, dan gangguan pada
kondisi fisik. Jika stress kemudian bertambah maka akan menyebabkan individu tersebut
mengalami gejala-gejala stress yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatannya
bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk dapat mengatasi lingkungannya.
Menurut para ahli stress disebabkan oleh banyak
faktor sehingga stress memicu reaksi dasar yaitu memerangi secara aktif atau
melarikan diri secara pasif yang disebut sebagai respon. Dalam masyarakat
modern seperti ini kehidupan telah digantikan oleh persoalan-persoalan seperti
tenggang waktu, konflik dan peran, ambiguitas, tanggungjawab financial, kelebihan
informasi, teknologi, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara, persoalan
keluarga, dan kelebihan beban kerja. Hal tersebut yang dapat memicu terjadinya
stress berat bagi seorang individu maupun kelompok dalam organisasi sehingga
membuat mereka merasa dalam keadaan penat dan jenuh. Maka dari itulah dalam
pembahasan kali ini akan mengupas kuntas mengenai permsalahan stres dalam
organisasi maupun di tempat kerja.
Stres
berarti suatu urutan hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Para
usahawan memandang stres sebagai frustasi atau ketegangan emosional; pegawai
lalu lintas udara memandangnya sebagai masalah kesiapsiagaan dan konsentrasi;
ahli biokimia memandang sebagai suatu kejadian kimia murni. Jadi secara
sederhana, lebih baik memandang stress sebagai sesuatu yang melibatkan
interaksi antara individu dengan lingkungannya.
Stres adalah suatu respon yang adaptif, dihubungkan
oleh karakteristik dan/ atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu
konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang
menempatkan tuntutan psikologis dan / atau fisik seseorang.
Menurut Robbins (1993) stres didefinisikan sebagai
kondisi yang dinamis dimana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, atau
tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu
keberhasilannya di anggap penting ternyata tidak pasti. Secara khusus stress
diasosiasikan dengan hambatan-hambatan dan tuntutan-tuntutan.
Dari beberapa definisi mengenai stres maka dapat di
ambil kesimpulan dari kelompok kami bahwa stres merupakan suatu kondisi yang
dialami oleh seseorang karena adanya tuntutan kondisi baik fisik ataupun
psikologis terhadap lingkungannya baik dalam organisasi maupun tempat bekerja.
Dan pada akhirnya definisi stres akan sangat berbeda bergantung bagaimana
seseorang tersebut menjelaskan arti yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.
Cara
Mengatasi Stres
Terdapat dua macam cara dalam mengatasi stress baik
secara keorganisasian maupun cara individual yang dapat dilakukan seperti :
a. Program
organisasi untuk menanggulangi stress
Seorang manajer yang arif tidak pernah mengabaikan
masalah pergantian karyawan, penuruan prestasi, penuruan kualitas produksi atau
setiap tanda yang menunjukkan bahwa sasaran prestasi organisasi tidak dicapai.
Manajer yang efektif memandang kejadian ini sebagai gejala dan melihat
dibelakang gejala tersebut untuk mengindentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab
yang mendasarinya. Jadi, langkah yang paling pertama dari program
penanggulangan stress ialah mengakui bahwa stress itu ada sehingga langkah
tersebut masih tetap didalam batas yang dapat ditolerir. Contohnya dengan
pemerkayaan pekerjaan yaitu membuat pekerjaan tersebut lebih merangsang dan
menantang tentunya dengan ada intrinsik imbalan serta keseuaian antara orang
yang bersangkutan dengan pekerjaannya akan membuahkan hasil.
b.
Pendekatan individual terhadap stress
·
Manajemen Waktu
Banyak orang yang tidak dapat melakukan manajemen
waktu. Segala sesuatu yang harus mereka selesaikan dalam hitungan hari atau
minggu tidak perlu sampai menjadi di luar perhitungan kalau mereka dapat
melakukan manajemen waktu dengan baik.
·
Latihan Fisik
Latihan fisik yang non-kompetitif seperti aerobik,
latihan jalan dan jogging, berenang, bersepeda, telah lama direkomendasikan
oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai tingkatan stress yang
eksesif.
·
Relaksasi Otot
Menggunakan pernapasan yang lambat serta dalam dan
pengurangan ketegangan otot yang sistematis dalam waktu lima belas atau dua
puluh menit sehingga dapat melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan penuh
kedaimaian yang indah.
·
Biofeedback
Sebuah mesin digunakan untuk melatih orang
mendeteksi ketegangan otot; relaksasi otot selanjutnya digunakan untuk
mengurangi gejala stress ini.
·
Meditasi
Respon relaksasi diaktifkan dengan mengarahkan ulang
pemikiran seseorang jauh dari orang itu sendiri; digunakan suatu prosedur.
·
Restrukturisasi kognitif
Pemikiran yang tidak rasional atau diidentifikasi
dan digantikan dengan pemikiran yang rasional dan logis.
·
Kesejahteraan holistik
Suatu pendekatan yang luas dan antardisiplin
melebihi sekadar pengurangan stress dengan memberikan nasihat bahwa orang
seharusnya berjuang untuk kesejahteraan pribadi dalam semua aspek kehidupan
mereka.
·
Dukungan sosial
Memiliki banyak kawan, keluarga, atau teman sekerja
untuk teman berbicara dapat memberikan jalan keluar ketika tingkat stress
menjadi eksesif. Oleh karena itu, mengembangkan jaringan dukungan sosial dapat
berperan dalam pengurangan ketegangan.
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka
dapat di ambil kesimpulan bahwa stress merupakan gejala dimana seseorang
mendapatkan tekanan dari lingkungannya yang membuat seseorang tersebut menjadi
terbebani. Komponen-komponen stress yang terdiri dari stimulus, respon dan
interaksi merupakan bagian dari gejala stress itu sendiri. Dengan adaya
stimulus atau rangsangan maka seseorang tersebut akan dapat mengambil respon
negative ataupun positif untuk dapat mengendalikan dirinya dengan beriteraksi
pada lingkungannya. Kondisi stress dapat terjadi didalam suatu organisasi
maupun tempat kerja dengan berbagai macam sumber yang ada. Sehingga jika
seseorang berada dalam kondisi stress yang sedang atau optimal maka seseorang
tersebut akan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik karena
adanya dorongan dan motivasi dari dalam tubuhnya sendiri. Jadi, stress dapat
ditanggulangi dengan berbagai macam cara seperti melakukan gerakan relaksasi
otot, meditasi atau kegiatan fisik lainnya seperti berlari ataupun berenang.
Referensi:
L. Gibson, James, M.Ivancevich, John, H. Donnelly,
James.1992.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.
akuntansi2011a.blogspot.com/2013/06/teori-stress.html
Kitner RobertA.blogspot.com.PerilakuOrganisasi:Organization.html