Selasa, 13 Januari 2015

Teori Stress


Stress merupakan istilah umum yang diaplikasikan sebagai tekanan hidup yang dirasakan semua orang dalam hidupnya. Terjadinya stress di dalam lingkungan organisasi maupun tempat kerja hampir tidak dapat dihindari dalam banyak jenis pekerjaan yang akan diselesaikan. Jika tekanan didalam organisasi ataupun tempat kerja mulai terjadi, hal ini dapat menyebabkan hambatan proses berpikir, lebih emosional, dan gangguan pada kondisi fisik. Jika stress kemudian bertambah maka akan menyebabkan individu tersebut mengalami gejala-gejala stress yang dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatannya bahkan dapat mengancam kemampuannya untuk dapat mengatasi lingkungannya.

Menurut para ahli stress disebabkan oleh banyak faktor sehingga stress memicu reaksi dasar yaitu memerangi secara aktif atau melarikan diri secara pasif yang disebut sebagai respon. Dalam masyarakat modern seperti ini kehidupan telah digantikan oleh persoalan-persoalan seperti tenggang waktu, konflik dan peran, ambiguitas, tanggungjawab financial, kelebihan informasi, teknologi, kemacetan lalu lintas, polusi udara dan suara, persoalan keluarga, dan kelebihan beban kerja. Hal tersebut yang dapat memicu terjadinya stress berat bagi seorang individu maupun kelompok dalam organisasi sehingga membuat mereka merasa dalam keadaan penat dan jenuh. Maka dari itulah dalam pembahasan kali ini akan mengupas kuntas mengenai permsalahan stres dalam organisasi maupun di tempat kerja.
  
Stres berarti suatu urutan hal-hal yang sangat berbeda bagi orang yang berbeda. Para usahawan memandang stres sebagai frustasi atau ketegangan emosional; pegawai lalu lintas udara memandangnya sebagai masalah kesiapsiagaan dan konsentrasi; ahli biokimia memandang sebagai suatu kejadian kimia murni. Jadi secara sederhana, lebih baik memandang stress sebagai sesuatu yang melibatkan interaksi antara individu dengan lingkungannya.

Stres adalah suatu respon yang adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan/ atau proses psikologis individu, yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau peristiwa yang menempatkan tuntutan psikologis dan / atau fisik seseorang.
Menurut Robbins (1993) stres didefinisikan sebagai kondisi yang dinamis dimana seseorang dikonfrontasikan dengan kesempatan, atau tuntutan yang berhubungan dengan apa yang diinginkannya dan untuk itu keberhasilannya di anggap penting ternyata tidak pasti. Secara khusus stress diasosiasikan dengan hambatan-hambatan dan tuntutan-tuntutan.

Dari beberapa definisi mengenai stres maka dapat di ambil kesimpulan dari kelompok kami bahwa stres merupakan suatu kondisi yang dialami oleh seseorang karena adanya tuntutan kondisi baik fisik ataupun psikologis terhadap lingkungannya baik dalam organisasi maupun tempat bekerja. Dan pada akhirnya definisi stres akan sangat berbeda bergantung bagaimana seseorang tersebut menjelaskan arti yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya.

Cara Mengatasi Stres
Terdapat dua macam cara dalam mengatasi stress baik secara keorganisasian maupun cara individual yang dapat dilakukan seperti :

a.    Program organisasi untuk menanggulangi stress
Seorang manajer yang arif tidak pernah mengabaikan masalah pergantian karyawan, penuruan prestasi, penuruan kualitas produksi atau setiap tanda yang menunjukkan bahwa sasaran prestasi organisasi tidak dicapai. Manajer yang efektif memandang kejadian ini sebagai gejala dan melihat dibelakang gejala tersebut untuk mengindentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab yang mendasarinya. Jadi, langkah yang paling pertama dari program penanggulangan stress ialah mengakui bahwa stress itu ada sehingga langkah tersebut masih tetap didalam batas yang dapat ditolerir. Contohnya dengan pemerkayaan pekerjaan yaitu membuat pekerjaan tersebut lebih merangsang dan menantang tentunya dengan ada intrinsik imbalan serta keseuaian antara orang yang bersangkutan dengan pekerjaannya akan membuahkan hasil.

b.    Pendekatan individual terhadap stress

·         Manajemen Waktu
Banyak orang yang tidak dapat melakukan manajemen waktu. Segala sesuatu yang harus mereka selesaikan dalam hitungan hari atau minggu tidak perlu sampai menjadi di luar perhitungan kalau mereka dapat melakukan manajemen waktu dengan baik.

·         Latihan Fisik
Latihan fisik yang non-kompetitif seperti aerobik, latihan jalan dan jogging, berenang, bersepeda, telah lama direkomendasikan oleh para dokter sebagai cara untuk mengatasi berbagai tingkatan stress yang eksesif.

·         Relaksasi Otot
Menggunakan pernapasan yang lambat serta dalam dan pengurangan ketegangan otot yang sistematis dalam waktu lima belas atau dua puluh menit sehingga dapat melepaskan ketegangan dan memberikan perasaan penuh kedaimaian yang indah.

·         Biofeedback
Sebuah mesin digunakan untuk melatih orang mendeteksi ketegangan otot; relaksasi otot selanjutnya digunakan untuk mengurangi gejala stress ini.

·         Meditasi
Respon relaksasi diaktifkan dengan mengarahkan ulang pemikiran seseorang jauh dari orang itu sendiri; digunakan suatu prosedur.

·         Restrukturisasi kognitif
Pemikiran yang tidak rasional atau diidentifikasi dan digantikan dengan pemikiran yang rasional dan logis.

·         Kesejahteraan holistik
Suatu pendekatan yang luas dan antardisiplin melebihi sekadar pengurangan stress dengan memberikan nasihat bahwa orang seharusnya berjuang untuk kesejahteraan pribadi dalam semua aspek kehidupan mereka.

·         Dukungan sosial
Memiliki banyak kawan, keluarga, atau teman sekerja untuk teman berbicara dapat memberikan jalan keluar ketika tingkat stress menjadi eksesif. Oleh karena itu, mengembangkan jaringan dukungan sosial dapat berperan dalam pengurangan ketegangan.

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah dikemukakan di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa stress merupakan gejala dimana seseorang mendapatkan tekanan dari lingkungannya yang membuat seseorang tersebut menjadi terbebani. Komponen-komponen stress yang terdiri dari stimulus, respon dan interaksi merupakan bagian dari gejala stress itu sendiri. Dengan adaya stimulus atau rangsangan maka seseorang tersebut akan dapat mengambil respon negative ataupun positif untuk dapat mengendalikan dirinya dengan beriteraksi pada lingkungannya. Kondisi stress dapat terjadi didalam suatu organisasi maupun tempat kerja dengan berbagai macam sumber yang ada. Sehingga jika seseorang berada dalam kondisi stress yang sedang atau optimal maka seseorang tersebut akan dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik karena adanya dorongan dan motivasi dari dalam tubuhnya sendiri. Jadi, stress dapat ditanggulangi dengan berbagai macam cara seperti melakukan gerakan relaksasi otot, meditasi atau kegiatan fisik lainnya seperti berlari ataupun berenang.

Referensi:
L. Gibson, James, M.Ivancevich, John, H. Donnelly, James.1992.Organisasi: Perilaku, Struktur, Proses.
akuntansi2011a.blogspot.com/2013/06/teori-stress.html

Kitner RobertA.blogspot.com.PerilakuOrganisasi:Organization.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar