Saya
akan mengulas tentang media sosial sebagai wadah diary, pertama-tama saya akan membahas
tentang apa itu media sosial? Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, tentu
saja Social Media itu adalah Media Sosial – sebuah tempat untuk melakukan
aktifitas bersosialisasi – berbaur dan bergabung dengan orang lain. Kata Social
Media menjadi populer ketika Facebook dan Twitter mulai dikenal oleh kalangan
pengguna Internet, hal ini yang kemudian membuat Social Media dan Internet
menjadi tidak terpisahkan. Tidak heran, jika mendengar kata Social Media maka
pikiran orang orang tentu akan langsung tertuju pada Internet – Facebook,
Twitter, Blogging dan semua fasilitas fasilitas lainnya yang menjembatani
hubungan dan interaksi antar manusia.
Jejaring sosial merupakan situs yang
memungkinkan kita dapat berhubungan dengan banyak orang. Suatu wadah untuk
menyalurkan uneg-uneg atau sebagian orang menggunakannya sebagai pengganti
diary. Kita bebas menulis dan membagikan apa saja di akun jejaring sosial.
Tujuan dari penciptaan jejaring sosial itu sendiri untuk memudahkan proses
komunikasi, tidak lagi terbatas oleh jarak dan waktu. Berkomunikasi dengan
siapa saja, dibelahan bumi mana saja, membahas segala hal mulai dari hal-hal
penting seperti berita atau pengetahuan sampai ke hal-hal yang bersifat lebih
pribadi.
Mengakses
dunia maya tidak lagi terbatas menggunakan komputer, tetapi telah dimudahkan
dengan adanya fitur-fitur dalam perangkat handphone. Kemudahan ini akhirnya
menimbulkan suatu kecanduan akan dunia maya yang tentu saja menimbulkan
beberapa dampak terhadap perilaku orang-orang di sekitar saya.
Berikut adalah
contoh-contoh media sosial sebagai media diary :
1)
Facebook.
2)
Twitter
3)
Friendster
4)
Path
5)
Instagram
6)
Ask.fm
Dari
semua media sosial yang saya sebut yang
paling terpopuler ada facebok, Wabah Media sosial semakin menjadi jadi ketika
Facebook mulai dikenal oleh masyarakat dunia – Facebook seolah menjadi wajib
hukumnya bagi seseorang yang berkelana di Internet – tidak memandang umur tua
dan muda, profesi pekerjaan dan lain lain – seolah merasa kurang lengkap jika
bisa mengakses Internet tapi tidak memiliki account Facebook. Akses Facebook
semakin mudah karena didukung dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses
Internet – sekarang tidak perlu lagi sebuah personal komputer untuk mengakses
Facebook – perkembangan teknologi mobile device yang bernama Handphone
seseorang telah bisa bertemu dan berdiskusi dengan orang lain, bertemu dengan
teman teman baru dan juga teman teman lama yang telah lama berpisah. Dan berbagi
pengalaman atau informasi seputar pendidikan mau pun pekerjaan.
Dampak
positif dan negatif media sosial terhadap seseorang :
Dampak positifnya adalah sebagai berikut:
·
Memudahkan kita untuk berinteraksi
dengan mudah dengan orang-orang dari seluruh belahan dunia
·
Penyebaran informasi dapat berlangsung
secara cepat
·
Biaya lebih murah daripada menggunakan
telepon
Sedangkan
dampak negatifnya adalah:
·
Interaksi secara tatap muka (face-to-face)
cenderung menurun
·
Membuat orang-orang terutama anak muda
menjadi kecanduan terhadap internet
·
Informasi yang terlalu berlebihan,
sehingga privasi seseorang tidak terjaga
Dampak lain dari penggunaan sosial media adalah terbentuknya suatu kebiasaan baru. Secara tidak langsung kita dituntut untuk meluangkan waktu bahkan menghabiskan banyak waktu untuk menjajal suatu aplikasi media sosial tersebut. Daya tarik dari jejaring sosial sangat besar sehingga kita terlena dan susah berhenti ketika sudah memulai. Jejaring sosial seakan sebuah tuntutan jaman untuk menjadi gaul dan update. Obrolan sehari-haripun berkisar pada kejadian yang ada di jejarig sosial dan dapat dipastikan bahwa orang yang tidak memiliki akun jejaring sosial akan merasa asing dengan topik pembicaraan itu.
Melihat cara berinteraksi
beberapa teman saya belakangan ini lebih cenderung menggunakan komunikasi
virtual daripada komunikasi secara
langsung. Hal ini dikarenakan jejaring sosial menciptakan suatu dominasi dunia
maya yang mengurangi aktivitas kontak sosial secara langsung dengan lingkungan
sekitar. Suatu ketergantungan yang membentuk kebiasaan ke arah perilaku
antisosial. Cenderung tidak peduli dengan aktifitas di sekitar kita. Kemampuan
untuk kontak secara langsung dan beradaptasi dengan lingkunganpun berkurang.
Parahnya mereka tidak sadar bahwa itu merpakan masalah, bahkan mereka
menganggap hal tersebut sudah biasa. Lebih ke arah budaya.
Sangat disayangkan bahwa
penemuan yang bermanfaat tidak digunakan secara bijak dan sesuai porsinya.
Hanya karena jejaring sosial itu menyenangkan, memudahkan dan banyak
manfaatnya, bukan berarti kita harus melupakan kodrat kita sebagai makhluk
sosial. Semestinya kita menumbuhkan kesadaran bahwa jejaring sosial itu untuk mendekatkan
yang jauh, bukan malah menjauhkan yang dekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar