Kamis, 19 Desember 2013

Bab 6, Masalah Persediaan Barang


A. PERSEDIAAN (INVENTORY)

                                                   
Persediaan yang ada di perusahaan terdiri dari 5 tipe yaitu:
a.  Persediaan Bahan Mentah (Raw Materials) yang telah dibeli, tetapi belum diproses. Pendekatan yang lebih banyak diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan.
b. Persediaan Bahan Pembantu atau Penolong (Supplies) yaitu persediaan barang yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.
c. Persediaan Barang Dalam Proses  (Work in Process) yang telah mengalami beberapa perubahan tetapi belum selesai. Persediaan ini ada karena untuk membuat produk diperlukan waktu yang disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan persediaan ini berkurang.
d. Persediaan Komponen-komponen Rakitan ( Purchase Parts/Components ) MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui. sehingga persediaan ini merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.
e. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods), termasuk dalam persediaan karena permintaan konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui.


B. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Mengelola persediaan biasanya dilakukan dengan cara berikut ini:
1. Analisis ABC
Merupakan penerapan persediaan dengan menggunakan prinsip Pareto yaitu membagi persediaan ke dalam 3 kelompok berdasarkan nilai volume tahunan dalam jumlah uang. Untuk menentukan nilai tahunan dari volume dalam analisis ABC dengan cara mengukur permintaan tahunan dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya per unit.
Cara mengelompokkannya :
a.  Persediaan kelompok A adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya tinggi, tetapi biasanya volumenya kecil.
b.  Persediaan kelompok B adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya sedang, tetapi biasanya volumenya sedang.
c.   Persediaan kelompok C adalah persediaan yang jumlah nilai uang per tahunnya rendah, tetapi biasanya volumenya besar.
Dengan pengelompokan tersebut maka cara pengelolaan masing-masing akan lebih mudah sehingga peramalan, pengendalian fisik, keandalan pemasok dan pengurangan besar stock pengaman dapat menjadi lebih baik.
2. Pencatatan yang Akurat
Keakuratan catatan mengenai persediaan ini penting dalam sistem produksi sehingga memungkinkan perusahaan untuk fokus pada persediaan yang dibutuhkan dan memberi keyakinan tentang segala sesuatu yang terjadi pada persediaan.
Dengan demikian perusahaan dapat membuat keputusan mengenai pemesanan, penjadwalan serta pengangkutannya.

3. Penghitungan Siklus (Cycle Counting)
Usaha membuat catatan persediaan yang akurat harus dilakukan dengan cara catatan atau arsip harus diverifikasi melalui pemeriksaan atau audit yang berkelanjutan. Audit seperti itu disebut sebagai penghitungan siklus. Disamping itu penghitungan siklus menggunakan pengelompokan lewat analisis ABC.

Kelebihan dan kekurangan bisnis dengan metode dropship.
Bisnis yang menggunakan metode dropship, seperti juga bisnis lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan:
  • Dropshipper tidak perlu memiliki banyak modal untuk memulai bisnis/usaha. Bahkan bisa tanpa modal.
  • Dropshipper tidak perlu pusing memikirkan stok barang dan gudang.
  • Dropshipper tidak perlu mengurusi pengepakan barang dan pengiriman, karena ada supplier yang mengurusinya.
  • Kustomer adalah kustomernya dropshipper, karena mereka tidak memiliki informasi tentang supplier. Supplier ketika mengirimkan barang, akan selalu atas nama dropshipper.
  • Dropshipper bisa menjalankan bisnis dimanapun dan kapanpun.
  • Supplier tidak perlu memusingkan pelayanan kustomer karena ada para dropshipper yang menanganinya.
  • Supplier memiliki daerah pemasaran yang lebih luas tanpa mengeluarkan biaya promosi, karena dropshipper biasa ada di berbagai lokasi.
Kekurangan:
  • Dropshipper perlu rajin cek stok barang pada supplier. Jika stok tidak ada, namun terlanjur ada pembeli, pembeli bisa malas bertransaksi lagi dengan dropshipper.
  • Dropshipper tidak bisa melakukan COD, terutama yang suppliernya ada di kota yang berbeda.
  • Dropshipper perlu rajin kontak dengan supplier untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan calon pembeli terkait informasi barang.
  • Dropshipper tidak memiliki kuasa untuk mengontrol kualitas barang dan pengepakan.
  • Supplier harus siap di tempat setiap saat karena pesanan bisa datang kapan saja.
  • Supplier masih harus mengeluarkan dana operasional untuk pengepakan.
  • Supplier harus siap dengan stok barang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar